Menurut Adrin, peristiwa tanah bergoyang memang sering terjadi saat hujan.
Baca Juga: Bapak-bapak! Ini Dia Alasan Harus Rajin Menyusu Pada Istri Sebelum Tidur
Hal itu kata dia terjadi karena air yang masuk ke dalam tanah 'terjebak' dan tidak bisa mengalir ke luar lagi.
Salah satu faktornya karena kondisi di bawah tanah di desa Jombang itu sudah jenuh akibat pori-porinya tertutup akibat volume air yang melebihi batasnya.
"Tanahnya jenuh karena volume air yang masuk melebihi kapasitas. Itu persis seperti kasur air, "jelasnya.
Baca Juga: Dicoba Ya Bunda! Menyusui Suami Sebelum Bobo Ternyata Banyak Manfaat
Fenomena itu terjadi kata Adrin karena air yang masuk cukup besar namun terjebak tak bisa ke luar.
"Karena air di dalam cukup besar dan tak bisa keluar, jadi tanah yang di atas goyang, "jelas Adrin.
Adrin kemudian menjelaskan hal itu juga terjadi di beberapa daerah lain hingga luar negeri.
Di Jombang fenomena itu terjadi karena tanah bergoyang itu bekas rawa.
Baca Juga: Cara Daftar, Syarat dan Rute Mudik Gratis Sepeda Motor Kemenhub 2023 via Kereta Api
Nantinya kata dia, saat musim kering tiba air di bawah tanah juga akan habis dan tanah kembali mengeras.
Adrin pun berpesan kepada pemerintah setempat agar memperbaiki sistem aliran air atau drainase di desa tersebut.
"Kalau sistem drainase bagus, air tak terjebak di dalam, bisa dengan mudah mengalir ke luar, "kata Adrin.
Baca Juga: Daftar Daerah Terdampak Guncangan Gempa 5,2 M di Kulon Progo Yogyakarta
Artikel Terkait
Gempa 5,2 M Guncang Yogyakarta, Getaran Sampai Madiun
Daftar Daerah Terdampak Guncangan Gempa 5,2 M di Kulon Progo Yogyakarta
Cara Daftar, Syarat dan Rute Mudik Gratis Sepeda Motor Kemenhub 2023 via Kereta Api
Cara Daftar, Syarat dan Rute Mudik Gratis Sepeda Motor Kemenhub via Kapal Laut