SelingkarWilis - Siapa orang Madiun Raya yang tidak mengenal nama Dharmawangsa Teguh. Dia merupakan sosok pemimpin Medang Kamulan pada periode Bang Wetan atau Jawa Timur untuk sekarang.
Dharmawangsa Teguh diperkirakan menjabat pada akhir abad 10-11 Masehi. Keterangan tersebut dapat dibaca dalam buku Madiun: Sejarah Politik dan Transformasi Kepemerintahan dari Abad XIV hingga Awal Abad XXI.
Namun sayang, negara sang prabu hancur dalam waktu sekejap. Hal itu diakibatkan serangan koalisi adipati Wurawari, yang berkedudukan di Blora (sekarang), dan Sriwijaya dari pulau Sumatra.
Baca Juga: Menguak Gunung Wilis dari Sejarah Hingga Cerita Mistis
Selain disebabkan perebutan dominasi dan hegemoni antar penguasa, runtuhnya kekuasaan Dharmawangsa Teguh ditengarahi karena keteledoran sang pimpinan dan para pejabat kerajaan kala itu.
Uforia pagelaran nikah sang putri dengan Airlangga, seorang pangeran dari Bali, menjadi titik balik keruntuhan Medang Kamulan.
Menurut temuan arkeolog, Medang Kamulan diperkirakan beristana di wilayah Wotan (Wwtan), Maospati, Jiwan dan sekelilingnya.
Baca Juga: Kayangan Api, Situs Sejarah Jaman Majapahit yang Tak Kunjung Padam Meski Turun Hujan
Hal itu didasarkan pada temuan-temuan prasasti yang antara lain, Prasasti Pucangan. Prasasti penting ini, pertama kali ditemukan saat kependudukan Inggris di Jawa, Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles, pada tahun 1812.
Lantas, prasasti ini diserahkan kepada Gubernur Jenderal Inggris di India, Lord Minto. Kabarnya, nasib prasasti itu tidak terurus di Muesum Kolkata India. Hal tersebut sebagaiman keterangan di buku The History of Java.
Medang Kamulan atau Mataram Kuno merupakan negara yang telah memiliki pengaruh kuat baik di darat maupun laut di Asia Tenggara.
Baca Juga: Gunung Kelud dan Jejak Sejarah Panjang Terowongan Ampera
Ambisi menguasai jalur sutra laut di Semenanjung Malaka telah lama dirintis oleh para pendahulunya. Kisah tersebut dikonfirmasi oleh berita dari Tiongkok pada era Dinasti Song.
Sumber Tiongkok menyebut, San-Fo-Tsi (Sriwijaya) dan She-Po (Jawa), saling bersaing sejak awal berdiriinya. She-Po melancarkan kebijakan luar negeri dengan menginvasi San-Fo-Tsi pada tahun 990 M. Manuver itu untuk merebut pelabuhan-pelabuhan Sriwijaya di Malaka.
Setelah pendudukan armada di Sriwijaya, pada tahun 992, Medang mengirim diplomat ke Tiongkok menjalin kerjasama dan informasi tentang keadaan Sriwijaya yang terdesak oleh Medang.
Artikel Terkait
Van den Bosch, Sejarah dan Fakta Unik Benteng Pendem Ngawi
Gunung Kelud dan Jejak Sejarah Panjang Terowongan Ampera
Sejarah Indonesia Tak Akui Israel, Bung Karno Balik Menantang Kita Bukan Bangsa Tempe
Sejarah Berdirinya Purabaya Menjadi Madiun, Perang Tanding Retno Dumilah dengan Sutawidjaja
Sejarah Desa Sugihwaras di Kabupaten Madiun yang Dulunya Bernama Ngablak